Jumat, 30 Oktober 2015

Memaknai Sumpah Pemuda


Pertama
Kami poetera dan poeteri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia.
Kedoea
kami poetera dan poeteri Indonesia, mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia.
Ketiga
Kami poetera dan poeteri Indonesia, mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia.
Inilah Sumpah Pemuda yang hingga kini abadi dan terus diingat, semangat yang dulu berkobar, masihkah terasa hingga sekarang?


Sejarah singkat
Tanggal 27 Oktober 1928 diadakan sebuah kongres yang diprakarsai oleh Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia yang bertempat di Jakarta. Himpunan PPPI ini berdiri pada tahun 1926 yang anggotanya kebanyakan mahasiswa hukum dan ada juga mahasiswa kedokteran di Batavia.
Kongres tersebut di hadiri oleh tokoh-tokoh pergerakan nasional dari partai politik diantaranya yaitu, Soekarno, Sunaryo dan Sartono. Hadir juga 2 orang wakil dari pemerintah Hindia Belanda yaitu Van der Plas dan Dr. Pijper. Selain itu juga ada 2 utusan lagi dari Volksraad. Karena judulnya juga sumpah pemuda, kongres inipun dihadiri oleh 9 organisasi pemuda yang terkemuka, seperti, Pemudia Indonesia, Pemuda Kaum Betawi, PPPI, Jong Sumatranen Bond, Sekar Rukun, Jong Java, Jong Bataks Bond, Jong Islamienten dan Jong Celebes.
Persoalan yang didiskusikan dalam kongres tersebut yaitu cara untuk mempersatukan pemuda-pemudi Indonesia yang selama ini sudah dicita-citakan oleh para pemuda juga para mahasiswa Indonesia baik pemuda yang ada di Indonesia maupun yang ada di Negara Belanda. Dari kongres yang diadakan selama 2 hari tersebut menghasilkan beberpa keputusan yang setiap tanggal 28 Oktober selalu dibacakan dalam upacara peringatan hari sumpah pemuda, yaitu:
Pertama     : Kami Putra dan Putri Indonesia mengaku bertumpah darah satu, tanah Indonesia
Kedua         : kami Putra dan Putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia
Ketiga       : kami Putra dan Putri Indonesia menjunjung bahasa persatua, bahasa Indonesia
 Sesuai namanya, Sumpah Pemuda dirumuskan oleh para pemuda. Mereka kemudian menjadikannya sebagai dasar untuk membangkitkan rasa nasionalisme. Para pemuda tidak lagi berjuang sendiri, melainkan bersamasama.

Perlu kita ketahui, Sumpah Pemuda tidak lahir begitu saja. Banyak hal yang melandasi para pemuda bertekad untuk bersatu. Mereka berpikir tidak akan bisa membuat Indonesia merdeka jika berjuang di kelompok sendiri.

Kegagalan dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia membuat mereka sadar bahwa rasa nasionalisme harus dipadukan. Karena itu, diadakanlah Kongres Pemuda I dan II. Mereka menjadi satu, menjadi “Pemuda Indonesia”. Seperti apa yang bung Karno katakan: "Beri aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnyaBeri aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia

Dengan semangat sumpah pemuda, mari kobarkan semangat Sumpah Pemuda ini untuk para penerus bangsa dengan berbuat kebaikan dan menghasilkan kreatifitas positif yang berarti untuk kemajuan di negeri ini. Selamat hari Sumpah Pemuda!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar